Wednesday 23 March 2016

Serangga (INSECTA) Entomologi

Serangga (INSECTA)

Sebagai materi inisiasi pertama kali ini akan dibahas 2 hal utama yaitu tentang Entomologi sebagai Ilmu Pengetahuan dan tentang Hubungan Serangga dengan Manusia.

I. Entomologi sebagai ilmu pengetahuan

Telah diketahui bahwa serangga merupakan sekelompok organisme yang jumlah jenisnya jauh melebihi dari jumlah seluruh hewan terestrial sehingga serangga merupakan sekelompok hewan yang dominan di bumi ini. Disamping itu juga diketahui bahwa serangga merupakan salah satu kelompok organisme Arthropoda yang berperanan penting di dalam kehidupan manusia. Peranan penting disini bukan saja dalam hal kegunaannya bagi manusia, tetapi ada juga kelompok serangga yang merugikan kehidupan manusia. Serangga yang berguna dan dibutuhkan dalam kehidupan manusia misalnya ada yang berperanan dalam proses daur ulang sampah organik, berperanan sebagai penghasil sutera, penghasil madu, atau bahkan ada juga yang berperanan sebagai penghasil obat-obatan. Sedangkan serangga yang merugikan kehidupan manusia diantaranya seperti misalnya sebagai vektor penyakit, agen penyakit, inang perantara,  inang definitif , predator dan lain-lainnya.

Serangga dapat dikatakan merupakan hewan istimewa karena visiologi tubuhnya yang istimewa, misalnya cara bernafasnya yaitu mampu bernafas hanya dengan melalui sejumlah lubang-lubang kecil yang terdapat pada dinding tubuhnya. Dengan keadaan seperti itu serangga mampu bernafas dengan baik sekali walaupun tidak mempunyai paru-paru.

Pada serangga juga mempunyai morfologi tubuh yang bervariasi dan indah misalnya pada bentuk sayapnya dan warnanya yang menarik dan juga mempunyai sistem reproduksinya dengan sifat yang karakteristik. Secara alami, ternyata daur hidup dan perkembangan serangga mempunyai variasi dari yang sederhana sampai yang kompleks dan dapat dikatakan merupakan perkembangan yang menakjubkan. Perkembangan serangga seolah-olah seperti sangat sederhana padahal sebenarnya mengalami perkembangan yang boleh dikatakan kompleks dan menarik. Perkembangan serangga yang kompleks ini dikenal juga sebagai proses metamorfosis.

Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia, ternyata serangga juga mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Secara tidak langsung manusia tergantung juga dari aktivitas serangga. Beberapa tanaman pertanian/perkebunan seperti misalnya tanaman kopi atau tembakau, ternyata di dalam pembentukan hasilnya ditentukan oleh aktivitas serangga.

Serangga memiliki variasi kebiasaan makan yang tinggi yaitu mampu memakan hampir segala macam makanan dan dengan cara yang berbeda-beda pula. Kebanyakan serangga merupakan phytophagous atau pemakan tumbuhan pada hampir setiap bagian tumbuhan mulai dari akar hingga buahnya. Serangga pemakan daun terdapat misalnya pada ulat dari kupu-kupu dan kutu loncat. Serangga pemakan batang tanaman seperti misalnya Aphid, sebagai pemakan akar seperti misalnya larva kumbang dan ngengat yang merupakan pemakan buah-buahan. Ada juga serangga yang bersifat carnivor atau predator atau parasitoid.

Didalam mempertahankan dirinya, ternyata serangga juga memiliki cara yang menarik dan efektif. Misalnya banyak serangga dapat mengelabui musuhnya dengan cara berpura-pura mati, mengeluarkan bau yang tidak enak ataupun dengan cara merubah warna bulu pada tubuh atau sayapnya. Serangga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam hal penyamaran. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuannya yang dapat merubah warna tubuhnya yang dapat berbaur dengan latar belakang atau kondisi di sekitarnya  serta  tidak mudah terlihat oleh predatornya.

Didalam berkomunikasi, serangga mempunyai cara yang juga bermacam-macam untuk mengenali lawan jenisnya seperti misalnya dapat mengetahui senyawa kimia yang dikeluarkan oleh lawan jenisnya, mengeluarkan suara tertentu untuk dapat dikenali oleh lawan jenisnya atau menghasilkan suara yang khas bila akan diserang oleh predatornya.

Sebagai manusia berakal, kita semakin menyadari bahwa sebagian fenomena kehidupan yang ditampilkan di dunia alam nyata ini seperti yang tampak pada kehidupan serangga ini merupakan suatu karya rancangan hebat oleh yang maha pencipta yaitu Allah.

II.Hubungan serangga dengan manusia

Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia, ternyata serangga memiliki peranan vital yang tidak dapat kita abaikan begitu saja atau dengan kata lain serangga mempunyai peranan yang  dikatakan sangat penting bagi kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung manusia tergantung juga dari aktivitas serangga. Beberapa tanaman pertanian atau buah-buahan atau tanaman kopi atau tembakau misalnya ternyata pembentukan buahnya ditentukan oleh aktivitas serangga.

Dalam kaitannya dengan hubungan antara serangga dan manusia, disini dapat dibedakan atas kegunaannya dan pengendalian serangga tersebut. Berdasarkan kegunaan dari serangga tersebut, maka dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu serangga yang berguna dan serangga yang merugikan. Sedangkan dalam hal pengendaliannya serangga dibedakan menjadi dua macam yaitu pengendalian serangga sebagai hama dan serangga sebagai vektor penyakit.

Serangga-serangga yang berguna dibedakan menjadi beberapa macam yaitu seperti misalnya sebagai dekomposer, polinator, dan penghasil produk komersial. Sedangkan serangga-serangga yang merugikan juga dibedakan menjadi beberapa macam yaitu sebagai transmitter penyakit, hama tanaman dan sebagai hama gudang.

Tentang pengendalian serangga hama dan serangga sebagai vektor penyakit, telah dilakukan beberapa bentuk usahanya dengan berbagai metoda dan strategi seperti misalnya dengan metoda mekanis, kultur biologis dan kimiawi.

Dalam pengendalian serangga hama telah dilakukan berbagai cara seperti misalnya penggunaan radioaktif untuk sterilisasi, pemakaian hormon pengatur pertumbuhan serangga, dan pemakaian bermacam-macam mikroorganisme sebagai patogen serangga. Dalam pengelolaan serangga hama telah lama dilakukan dengan memakai “alat” yang berupa bahan kimia yang dipakai untuk mengendalikan hama. Pada saat ini pengelolaan serangga hama tersebut dilakukan dengan pendekatan yang dikenal sebagai pengendalian hama terpadu. Pendekatan disini mempunyai tujuan utama untuk mengurangi kerugian hasil panen secara efektif, ekologis dan ekonomis. Pengelolaan hama disini mempunyai karakteristik yang unik karena seluruh cara dipadukan secara terintegrasi terhadap suatu masalah khusus. Dengan demikian, maka program pengelolaan serangga hama dapat terdiri atas pemakaian pestisida, sanitasi, tanaman inang yang resisten, hingga pengendalian biologis dengan memakai musuh alaminya. Jadi sebagai tujuan penting dari program pengelolaan serangga hama disini adalah dengan menciptakan pemecahan masalah hama untuk jangka waktu yang cukup lama.

Struktur Tubuh Serangga --

Selamat berjumpa kembali dalam inisiasi ke 2 Tutorial On Line Entomologi.

Dalam inisiasi kedua kali ini kita akan membahas mengenai Struktur & Proses Kehidupan Serangga yang meliputi :

A. Struktur Tubuh Serangga

B. Pergerakan & Pemeliharaan Tubuh Serangga

C. Reproduxi Serangga

D. Organ Peraba beserta Integrasinya

Struktur Tubuh Serangga

Serangga termasuk ke dalam kelompok Arthropoda, karena tubuhnya tersusun dari segmen-segmen atau ruas-ruas. Segmen-segmen tubuhnya mengalami penyatuan pada segmen-segmen tertentu sehingga mengakibatkan tubuhnya tersusun menjadi tiga bagian yaitu caput, thorax dan abdomen. Struktur tubuh serangga tersusun oleh exoskeleton. Struktur tubuh ini merupakan dasar yang kokoh, perlekatan otot, tempat perlindungan organ dalam dan sebagai pencegah kekeringan. Dinding tubuh serangga dilengkapi dengan sklerit, membran dan bentuk-bentuk khusus pada bagian external maupun internalnya. Pada caput (kepala) strukturnya merupakan kapsul yang keras dengan bentuk yang bervariasi diantara berjenis-jenis serangga. Letak caput serangga bermacam-macam yaitu ada yang terletak secara vertikal, horizontal ataupun ada yang miring letaknya. Pada caput serangga ini terdapat bermacam-macam type mulut dan bermacam-macam modivikasi untuk setiap jenis serangga.  Mulut serangga ada yang bertype melubangi - menghisap, menusuk – mengisap, menyerap – mengisap, memotong – menyerap serta mengunyah – menjilat. Thorax (dada) serangga terdiri dari tiga segmen yaitu prothorax, mesothorax dan metathorax. Setiap segmen mendukung satu pasang kaki dan pada kebanyakan serangga dewasa terdapat sepasang sayap pada bagian mesothorax dan metathorax. Bagian thorax tersusun oleh lapisan yang keras. Pada bagian thorax terdapat kaki yang terdiri dari lima segmen yaitu yang disebut sebagai coxa, trochanter, femur,tibia dan tarsus.  Selain itu terdapat sayap yang sangat bervariasi baik dalam bentuk, textur, maupun warnanya. Sebagai bagian berikutnya dari bagian tubuhnya yaitu abdomen  yang mana dapat dikatakan sebagai perut dari serangga. Umumnya abdomen serangga tersusun dari 6 sampai 10 segmen. Ujung dari abdomen disebut paraproct yang mana disini terdapat anus.

Pergerakan dan Pemeliharaan Tubuh Serangga

Untuk kehidupannya, serangga memerlukan pemeliharaan tubuh dan pergerakan tubuh. Aktivitas yang perlu untuk mendukung seluruh proses kehidupan serangga adalah pencernaan, pernavasan, peredaraan darah, exkresi dan pergerakan tubuh. Pencernaan serangga merupakan proses yang menarik karena serangga mampu memakan berbagai macam makanan. Kemampuan ini mengakibatkan serangga berhasil didalam mempertahankan keberadaannya. Berdasarkan jenis makanannya serangga dibedakan menjadi: phytophagous, zoophagous dan saprophagous. Bila jenis makanan yang disukai tidak ada, maka serangga mampu mencari jenis makanan yang lainnya sehingga serangga tersebut disebut sebagai serangga omnivarous. Sistem pernavasan utama pada serangga adalah sistem trachea. Pada spirakel serangga tertentu mempunyai katup yang dapat tertutup dalam waktu tertentu yaitu untuk mencegah hilangnya air. Didalam sistem trachea ini terjadi pernapasan akibat adanya divusi antara O2 dengan CO2. Peredaran darah serangga mempunyai sistim yang berlawanan dengan hewan pada umumnya yaitu sistim peredaran darah terbuka yaitu disini darah mengalir di dalam rongga tubuh yang disebut sebagai hemosol. Sedangkan pada hewan umumnya dengan sistim peredaran darah tertutup. Pada beberapa jenis serangga ada yang mempunyai organ tambahan pada sistim sirkulasi darahnya yang disebut "thoracic pulsating". Organ ini misalnya terdapat pada bagian mesothorax dari sejenis ngengat (dari ordo Lepidoptera) yang dapat mengalirkan darah ke sayap. Organ exkresi terpenting pada serangga adalah "tubulus malphigi" dan "rektum". Proses exkresi disini terjadi pada waktu darah masuk ke tubulus malphigi dan pada waktu divusi substansi secara aktiv ke dalam tubulus.

Reproduxi Serangga

Pada kebanyakan sistem reproduxi serangga , individu jantan dan betina kawin bertujuan untuk menghasilkan zygote. Adapun organ reproduxi betina disebut sebagai ovary dan organ reproduxi jantan disebut sebagai testis. Oleh karena sistim reproduxi jantan dan betina ini terpisah, maka sistim reproduxinya disebut dioecious. Didalam organ reproduxi betina telurnya terbentuk dari germ cell (sel pemula). Setelah divertilisasi, telur ini dilapisi oleh sekret yang dihasilkan oleh kelenjar asesori. Pada sistim reproduxi serangga jantan, sebagai organ utamanya adalah sepasang testis yang mana menghasilkan sperma yang kemudian bergerak ke vassa defferens melalui vassa efferentia dan kemudian disimpan dalam seminal vesicle. Disini sperma bercampur dengan sekresi yang mana dihasilkan oleh kelenjar dan membentuk semen. Kemudian semen ini akan keluar dari tubuh serangga jantan dengan melalui ejaculatory duct.

Organ Peraba dan Integrasinya.

Agar serangga dapat beraktivitas dengan sempurna, maka serangga harus benar-benar mengetahui keadaan lingkungannya yaitu memadukan informasi yang diperolehnya dengan perilaku yang tepat. Persepsi disini diperoleh dari hasil perilaku, informasi dari syaraf dan dengan menstimulasi sistim syarafnya. Sistim syaraf pada serangga terbagi menjadi dua macam yaitu sistim syaraf pusat dan sistim syaraf visceral. Sebagai sistem syaraf yang perlu diperhatikan pada serangga adalah pada organ syaraf, organ peraba, dan integrasinya. Sebagai organ peraba yang penting dan umum terdapat pada serangga adalah mechanoreceptor, chemoreceptor dan photoreceptor. Sedangkan pada sejumlah kecil serangga ada yang mempunyai organ peraba yang disebut hygroreception yaitu organ peraba untuk merasakan kelembaban udara. Organ syaraf yang terdapat pada serangga berfungsi untuk membangkitkan impuls listrik, memadukan invormasi yang diterima dan menstimulasi otot untuk pergerakannya. Organ syaraf pada serangga ternyata lebih menuju ke arah menghambat daripada memulai suatu gerakan. Hal ini berbeda dengan otak pada vertebrata. Integrasi yang terjadi pada sistim syaraf serangga ternyata aktivitasnya banyak melibatkan reaksi reflex. Syaraf yang besar dipakai misalnya untuk meloncat atau meloncat sambil memutar badan untuk menghindari musuhnya. Sedangkan syaraf yang kecil dipakai misalnya untuk berjalan, makan dan membuat sarang.
Perbedaan antara Molting atau sebut saja “pergantian kulit” adalah suatu proses yang kompleks dan dikendalikan oleh hormon-hormon tertentu dalam tubuh serangga. Molting meliputi  lapisan kutikula dinding tubuh, lapisan kutikula trakea, foregut, hindgut, dan struktur endoskeleton (McGavin 2001; Triplehorn & Johnson, 2005). Molting dapat terjadi sampai tiga atau empat kali, bahkan pada beberapa serangga tertentu, molting dapat terjadi sampai lima puluh kali atau lebih selama hidupnya (McGavin, 2001).

Sedangkan Apolysis ― >pelepasan kutikula lama. Pada tahap ini, hormon molting dilepaskan ke dalam haemolymph dan kutikula lama terpisah dari sel epidermis yang berada di bawahnya. Ukuran epidermis akan meningkat karena mitosis dan kemudian kutikula baru dihasilkan. Enzim yang disekresikan oleh sel epidermis mencerna endokutikula lama.

Dan Apolysis ― >pembentukan kutikula baru. Tahap ini dimulai dengan pemisahan kutikula lama, biasanya dimulai pada garis tengah sisi dorsal thoraks. Pemisahan terjadi,terutama, karena tekanan haemolymph yang dipaksa masuk menuju thoraks oleh kontraksi otot abdomen yang disebabkan karena serangga menerima udara atau air. Setelah ini, serangga akan  keluar dari kutikula lama

2.jenis-jenis modivikasi mulut yang terdapat pada serangga beserta contohnya yaitu

 1.Tipe mulut menggigit mengunyah

Terdiri dari sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan.

Contoh : ordo ortoptera, yaitu belalang

2.Tipe mulut meraut dan menghisap

Menyerang jaringan dan mengakibatkan berwarna putih atau belang kemudian tanak mengerut.

Contoh : ordo hemiptera, yaitu kutu daun.

3. Tipe mulut menjilat menghisap

Pada mulut lalat (diptera), bahan pangan padat menjadi lembek dan buruk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisap.

Contohnya : ordo diptera, yaitu lalat.

4. Tipe mulut menghisap

Merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung.

Contohnya : Ordo Lepidoptera, yaitu ngengat dan kupu-kupu dewasa.

 5. Tipe Mulu menusuk menghisap

Gejala serangan pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan silet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserang.

Contoh : ordo hemiptera, yaitu kepik


3.Perbedaan sistem pencernaan antara serangga  haematophagy, omnivorous dan pelubang kayu yaitu

Haematohagy ialah serangga pemakan darah .Pada alat mulutnya terrdapat kelenjar ludah yang membawa ezim dan antikoagulan yang dapat mengurangi menggumpalnya darah inang sehingga memperlancar aliran ketubuh nyamuk .Serangga type ini memiliki enzim proteolitiK
Omnivorous yaitu merupakan serangga pemakan segalanya yang kadang -kadang serangga akanmengubah jenis makanan yang di mangsanya bila makanan yang diinginkan tidak dijumpai .Serangga ini mempunyai enzim amilase, maltase , lipase, invertase,serta ekso dan endopeptidae .
Pada serangga pelubang kayu terdapat enzim selulase(pada rayap enzim selulase dihasilkan oleh mikroorganisme yang hidup bersimbiosis pada saluran pencernaan )

4.Perbedaan utama antara mereka adalah bahwa lalat hanya memiliki dua sayap sedangkan capung memiliki empat sayap. Capung kadang-kadang bingung dengan Damselflies.Meskipun mereka berdua anggota dari urutan yang sama, mereka memiliki sedikit perbedaan dimana ketika beristirahat, damselflies terus sayap mereka bersama-sama, capung memegang sayapnya horizontal atau sedikit turun dan maju dan hindwings mereka lebih luas dekat dasar.Mata pada damselfly sebuah dipisahkan, di sebagian capung mata sentuh. Namun, berada diurutan yang sama membuat siklus hidup mereka sangat mirip. Nama capung berasal dari rahang sengit mereka, yang mereka gunakan untuk menangkap mangsanya.

Sedangkan lebah mengepakkan sayapnya yang kecil itu dengan cara yang tidak umum di kalangan serangga. Sebagian besar serangga menggerakkan sayapnya dalam gerakan panjang dan konstan. Lebah mengubah metode itu dengan gerakan pendek melengkung. Tetapi, rahasia pentingnya adalah lebah mengepakkan sayapnya lebih cepat. Bila rata-rata serangga lain terbang dengan kecepatan 200 kepakan per detik, maka lebah terbang dengan menggerakkan sayap kecilnya lebih cepat: 240 kali per detik!Saat lebah membawa serbuk sari bunga di kaki dan punggungnya, berat badan lebah jadi bertambah. Biasanya, serangga lain menggerakkan sayapnya lebih cepat jika membawa muatan serbuk sari.Lebah tidak melakukan kebiasaan serangga lain itu. Lebah menambah kemampuan terbangnya dengan mengepakkan sudut sayapnya lebih lebar. Namun, uniknya, jumlah gerakan sayapnya tetap 240 kali per detik.
--- Belajar dan Berdoa ---

-- akoka --http://elearning.ut.ac.id/mod/page/view.php?id=19241