BIOL 4322/Taksonomi Vertebrata Edisi 2
Hurip Pratomo Dr. MSi.
Peran Taksonomi Hewan
Taksonomi dengan hasil klasifikasi dan identifikasi spesies akan menghasilkan deskripsi tentang spesies tertentu dan merupakan data dasar penting untuk penggunaan spesies tersebut dalam berbagai keperluan (bidang ilmu yang lain). Misalnya penggunaan dalam ilmu ekologi. Taksonomi hewan merupakan dasar yang sangat esensial dalam ilmu ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa hampir tidak ada survei ekologi yang tidak memerlukan identifikasi spesies. Ketepatan identifikasi ini sangat penting. Tanpa ketepatan itu akan menyebabkan kajian itu menjadi sia-sia. Misalnya mempelajari hubungan timbal balik antara spesies X dengan lingkungannya. Apabila kurang teliti dalam menentukan nama spesies yang akan digunakan sebagai objek kajian itu, misalnya peneliti menentukannya sebagai spesies Y. Ini berarti bahwa peneliti akan membuat uraian tentang hubungan spesies Y itu dengan lingkungan tempat hidupnya. Dengan demikian uraiannya sama sekali tidak menggambarkan hubungan timbal balik antara spesies X dengan lingkungannya. Hal ini tentu akan berbeda dengan uraian yang menggambarkan hubungan antara spesies X dengan lingkungannya.
Teori Perancangan Cerdas
Kita semua menyadari bahwa mahluk hidup di alam jagat raya dikontrol dan dikelola oleh suatu kekuatan zat yang maha sempurna dan maha hebat. Tidak ada sedikit dan sekecil apapun suatu kejadian kasat mata dan non kasat mata yang terjadi secara kebetulan atau secara serta merta ada. Berbagai karakter yang melekat pada semua mahluk hidup dengan berbagai ciri yang sama untuk kelompok populasi tertentu tetapi berbeda dengan kelompok populasi lain yang tertentu pula tidaklah terjadi secara kebetulan, semua hal itu dirancang. Kita secara tegas dengan logika berpikir yang benar dapat menyebutkan bahwa yang merancang itu, juga menciptakan semua perangkat sampai serinci-rincinya adalah Tuhan.
Allah yang merancang bagaimana proses-proses penurunan sifat secara genetik terus berlangsung di alam secara terus menerus berkelanjutan. Kita sering dihadapkan pada suatu fenomena biologi yang pada mulanya terlihat seperti misteri atau bahkan “aneh”. Padahal fenomena tersebut memang dirancang Allah tetapi ilmu dan pemahaman kita lah yang belum memadai. Sehingga dalam perjalanan untuk memadai tadi kita/manusia menggali, meneliti, menganalis dan menyimpulkan sesuatu fenomena. Walau itupun masih dalam batasan-batasan tertentu sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi peradaban manusia di dalam masa itu.
Teori evolusi lemah, karena evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuhkan perubahan besar informasi genetis yang menguntungkan, sedangkan mutasi bersifat merugikan. Tidak ada mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menambahkan informasi baru padanya. Mutasi besar-besaran bahkan yang digambarkan pada teori punctuated equilibrium hanya akan menyebabkan pengurangan atau perusakan besar-besaran pada informasi genetis. Suatu populasi mahluk hidup (organisme) tidak sendiri hidup berada di alam atau bumi, tetapi akan selalu berdampingan dengan sekian banyak populasi organisme lain dengan berbagai keadaan alam yang unik. Hubungan keterkaitan itu dipelajari/dikaji antara lain dalam ilmu ekologi, Sehingga jika ada perubahan informasi genetik yang timbul dari mutasi akan mengganggu kelanjutan pewarisan genetik mahluk sekitarnya karena lingkungan eksternal yang unik dengan sistem tertata rapi tidak serta merta mendukung keberlanjutan kelainan pewarisan genetik yang timbul. Lebih lanjut hasil mutasi atau kelainan itu akan hilang. Sebagai contoh untuk mempertahankan sifat-sifat resesif yang ada pada suatu organisme diperlukan suatu kondisi upaya yang terkontrol terus menerus dilakukan oleh manusia dan diisolasi dihindarkan dari pengaruh lingkungan sekitar. Jika tidak demikian akan dengan cepat atau tidak bertahan lama tergerus oleh kestabilan sistem komunitas lingkungan luar/eksternal yang telah tertata dan dirancang cerdas.
Demikian pula halnya untuk ciri morfologi atau anatomi yang unik dari sifat resesif. Sifat genetik yang bersifat resesif dikandung oleh hewan secara mapan. Tetapi sifat resesif yang mapan inipun tidak dapat membentuk generasi populasi hewan baru atau bahkan spesies baru. Sifat ini akan muncul pada suatu ciri. Ciri yang jarang muncul dan secara genetis bersifat resesif pada hewan akan muncul dalam jumlah sangat sedikit dari suatu jumlah populasi hewan. Berdasarkan jumlahnya yang sangat sedikit dan sifat genetiknya yang resesif maka dalam jangka waktu yang lama tidak akan menghasilkan suatu populasi spesies baru, karena punah tidak dapat survive menghadapi ekosistem lingkungan sekitarnya yang tertata dan dirancang cerdas tidak menerima "suatu ciri yang menyimpang dari sel atau organisme mutan dan resesif".
Wassalamu alaikum
Tutor
Hurip Pratomo Dr. MSi.
Peran Taksonomi Hewan
Taksonomi dengan hasil klasifikasi dan identifikasi spesies akan menghasilkan deskripsi tentang spesies tertentu dan merupakan data dasar penting untuk penggunaan spesies tersebut dalam berbagai keperluan (bidang ilmu yang lain). Misalnya penggunaan dalam ilmu ekologi. Taksonomi hewan merupakan dasar yang sangat esensial dalam ilmu ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa hampir tidak ada survei ekologi yang tidak memerlukan identifikasi spesies. Ketepatan identifikasi ini sangat penting. Tanpa ketepatan itu akan menyebabkan kajian itu menjadi sia-sia. Misalnya mempelajari hubungan timbal balik antara spesies X dengan lingkungannya. Apabila kurang teliti dalam menentukan nama spesies yang akan digunakan sebagai objek kajian itu, misalnya peneliti menentukannya sebagai spesies Y. Ini berarti bahwa peneliti akan membuat uraian tentang hubungan spesies Y itu dengan lingkungan tempat hidupnya. Dengan demikian uraiannya sama sekali tidak menggambarkan hubungan timbal balik antara spesies X dengan lingkungannya. Hal ini tentu akan berbeda dengan uraian yang menggambarkan hubungan antara spesies X dengan lingkungannya.
Teori Perancangan Cerdas
Kita semua menyadari bahwa mahluk hidup di alam jagat raya dikontrol dan dikelola oleh suatu kekuatan zat yang maha sempurna dan maha hebat. Tidak ada sedikit dan sekecil apapun suatu kejadian kasat mata dan non kasat mata yang terjadi secara kebetulan atau secara serta merta ada. Berbagai karakter yang melekat pada semua mahluk hidup dengan berbagai ciri yang sama untuk kelompok populasi tertentu tetapi berbeda dengan kelompok populasi lain yang tertentu pula tidaklah terjadi secara kebetulan, semua hal itu dirancang. Kita secara tegas dengan logika berpikir yang benar dapat menyebutkan bahwa yang merancang itu, juga menciptakan semua perangkat sampai serinci-rincinya adalah Tuhan.
Allah yang merancang bagaimana proses-proses penurunan sifat secara genetik terus berlangsung di alam secara terus menerus berkelanjutan. Kita sering dihadapkan pada suatu fenomena biologi yang pada mulanya terlihat seperti misteri atau bahkan “aneh”. Padahal fenomena tersebut memang dirancang Allah tetapi ilmu dan pemahaman kita lah yang belum memadai. Sehingga dalam perjalanan untuk memadai tadi kita/manusia menggali, meneliti, menganalis dan menyimpulkan sesuatu fenomena. Walau itupun masih dalam batasan-batasan tertentu sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi peradaban manusia di dalam masa itu.
Teori evolusi lemah, karena evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuhkan perubahan besar informasi genetis yang menguntungkan, sedangkan mutasi bersifat merugikan. Tidak ada mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menambahkan informasi baru padanya. Mutasi besar-besaran bahkan yang digambarkan pada teori punctuated equilibrium hanya akan menyebabkan pengurangan atau perusakan besar-besaran pada informasi genetis. Suatu populasi mahluk hidup (organisme) tidak sendiri hidup berada di alam atau bumi, tetapi akan selalu berdampingan dengan sekian banyak populasi organisme lain dengan berbagai keadaan alam yang unik. Hubungan keterkaitan itu dipelajari/dikaji antara lain dalam ilmu ekologi, Sehingga jika ada perubahan informasi genetik yang timbul dari mutasi akan mengganggu kelanjutan pewarisan genetik mahluk sekitarnya karena lingkungan eksternal yang unik dengan sistem tertata rapi tidak serta merta mendukung keberlanjutan kelainan pewarisan genetik yang timbul. Lebih lanjut hasil mutasi atau kelainan itu akan hilang. Sebagai contoh untuk mempertahankan sifat-sifat resesif yang ada pada suatu organisme diperlukan suatu kondisi upaya yang terkontrol terus menerus dilakukan oleh manusia dan diisolasi dihindarkan dari pengaruh lingkungan sekitar. Jika tidak demikian akan dengan cepat atau tidak bertahan lama tergerus oleh kestabilan sistem komunitas lingkungan luar/eksternal yang telah tertata dan dirancang cerdas.
Demikian pula halnya untuk ciri morfologi atau anatomi yang unik dari sifat resesif. Sifat genetik yang bersifat resesif dikandung oleh hewan secara mapan. Tetapi sifat resesif yang mapan inipun tidak dapat membentuk generasi populasi hewan baru atau bahkan spesies baru. Sifat ini akan muncul pada suatu ciri. Ciri yang jarang muncul dan secara genetis bersifat resesif pada hewan akan muncul dalam jumlah sangat sedikit dari suatu jumlah populasi hewan. Berdasarkan jumlahnya yang sangat sedikit dan sifat genetiknya yang resesif maka dalam jangka waktu yang lama tidak akan menghasilkan suatu populasi spesies baru, karena punah tidak dapat survive menghadapi ekosistem lingkungan sekitarnya yang tertata dan dirancang cerdas tidak menerima "suatu ciri yang menyimpang dari sel atau organisme mutan dan resesif".
Wassalamu alaikum
Tutor