Tuesday 29 March 2016

TEORI KLASIFIKASI

Teori klasifikasi:
Ada lima (5) teori klasifikasi yang dapat digunakan  sebagai acuan. Kelima teori itu dapat berdiri sendiri atau dapat pula bergabung satu sama lain. Sebelum membicarakan kelima teori klasifikasi itu, lebih baik kita memahami dahulu bahwa kegitan klasifikasi ini didasarkan atas pendekatan induktif, yang berbeda dari identifikasi yang menggunakan pendekatan deduktif.  Selain itu perlu di ingat bahawa klasifikasi berawal dari populasi atau kumpulan populasi sedangkan identifikasi bermula dari individu. Sebagian besar perkembangan taksonomi mengarah kepada pemisahan yang semakin jelas antara kedua kegiatan itu. Siapa yang berusaha menggabungkanya, akan mengalami kegagalan.

Teori 1. Esensialisme
Esensialisme tidak lain adalah konsep spesies tipologi. Konsep ini mngacu pada pemikiran bahwa semua anggota suatu takson mencerminkan ciri esensial yang sama sesuai dengan tipenya. Kelemahan tipe ini adalah tidak adanya cara tertentu untuk menentukan ciri ciri esensial mana yang dimiliki organisme, dan mengapa ciri ciri itu yang dipilih bukan ciri ciri yang lain.

Teori 2. Nominalisme
Menurut filsafat, faham nominalisme hanya terdiri dari nama individu individu yang ada di alam. Semua kelompok dan semua yang bersifat universal hanya merupakan artifak pikiran manusia.
Filosofi ini mengabaikan fakta yang sebenarnya berbeda antara pengklasifikasian benda tak hidup (termasuk artifak) dan benda hidup (organisme). Pandangan mengabaikan fakta bahwa kelompok kelompok organisme yang diduga  mempunyai moyang sama merupakan suatu kesatuan yang secara bersama sama mewarisi ADN, yaitu sesuatu yang menyebakan adanya kemiripan ciri, dan tidak dijumpai ekivalensinya pada benda benda tak hidup.
Kesalahan yang mendasar pada faham nominalisme adalah adanya mis interpretasi mengenai berbagai kausal antara kemiripan dan kekerabatan. Menurut Simpson (1961), anggota anggota suatu takson saling mirip karena mereka sama sama memiliki faktor keturunan yang sama. Tetapi menurut faham nominalisme mereka termasuk dalam satu takson karena  mereka mirip .
Hal ini hampir persis seperti kembar identik, dua bersaudara merupakan kembar identik karena mereka saling mirip, tetapi mereka saling mirip karena mereka kembar identik (berasal dari satu zigot).

Teori 3. Empirisme
Menurut pandangan ini tidak diperlukan adanya teori klasifikasi, bila ciri ciri yang tersedia mencukupi untuk di evaluasi secara cerdas sehingga sistem alam itu akan muncul dengan sendirinya. Meskipun ahli taksonomi bekerja atas dasar empiris tetapi ia merasa bahwa hasil klasifikasnya secara biologis tidak mempunyai makna bila tidak diberi dasar teori. Ketiga teori itu dikemukakan pada era sebelum darwin.
Dua teori baru tentang klasifikasi diusulkan setelah tahun 1858: Cladisme dan taksonomi evolusioner yang sekarang diterima oleh kebanyakan ahli taksonomi hewan.

Teori 4. Cladisme (cladis, yunani :cabang, ranting)
Kladisme adalah teori klasifikasi yang mengelompokkan organisme secara ekslusif menurut asal yang sama. Kedudukan kategori menurut teori ini tergantung pada tempat tempat percabangan pohon filogenetik. Kesalahan yang mungkin mendasar pada teori ini ialah, kladisme tidak melihat bahwa hubungan dalam arti evolusioner, ditetapkan oleh dua proses filogenetik yaitu percabangan dan divergensi.
Pengertian hubungan itu sendiri adalah mempunyai dua arti, hubungan genetis dan hubungan geneologis (silsilah). Didalam filogenetis terlihat ribuan bahkan jutaan keadaan dimana terjadi perubahan frekuensi gen oleh karena terjadi mutasi, rekombinasi dan seleksi, sehingga tidak mungkin lagi untuk menyatakan adanya hubungan geneologis.
Besarnya kemiripan genetis sekarang menjadi pertimbangan terpenting bagi seorang ahli biologi. Bila suatu garis mengalami seleksi yang hebat sehingga mengakibatkan divergensi keluarga geneologis yang terdekat, maka ia secara genetis dapat sangat berbeda, sehingga akan menjadi suatu keanekaan biologis untuk tetap menyebutkan sebagai keluarga dekat. Suatu contoh bahwa Crocodilia secara kladistik terletak berdekatan dengan Aves, karena keduanya berasal dari Pseudosuchia, tetapi dari segi komposisi total gen, Crocodilia tetap lebih dekat dengan kebanyakan reptil lain. Perubahan komposisi genetis itu terjadi diduga sebagai akibat adaptasi mereka terhadap kehidupan terbang.
Menyusun takson takson pada tempat percabangan, hampir selalu menyesatkan misalnya memasukkan pan dalam familia Hominidae dan mengeluarkannya dari familia Pongidae.

Teori 5. Klasifikasi Evolisioner
Klasifikasi ini didasarkan atas kenyataan sederhana bahwa kelompok kelompok hewan ada di alam dengan kata lain bahwa di alam, hewan hidup dengan kelompok kelompoknya. Klasifikasi ini menghendaki keterangan mengenai keberadaan kelompok kelompok tersebut, dimana keterangan atau jawabannya akan digunakan untuk memperbaiki klasifikasi. Jawaban yang diberikan oleh Darwin ialah :
“” saya percaya bahwa ada sesuatu yang lain lagi yang perlu dimasukkan ke dalam klasifikasi kita selain kemiripan “”

Asal usul yang sama diduga merupakan satu satunya sebab diketahui  dari kemiripan organisme organisme, dimana asal usul itu menunjukkan adanya hubungan yang tersembunyi dari berbagai tingkat modifikasi, dan diperlihatkan sebagian kepada kita oleh klasifikasi itu. Dengan menemukan sebab kebaradaan kelompok kelompok alamiah, darwin mengubah seluruh dasar klasifikasi. Ahli taksonomi tidak lagi membuat takson tetapi menjadi penemu kelompok kelompok yang terjadi dari evolusi. Sekarang ia mengklasifikasikan organisme dan bukan ciri ciri.
Ciri ciri hanya digunakan sebagai bukti bahwa sesuatu yang diperlukan oleh ahli biologi. Ini mengapa sebabnya mengapa kita boleh mendefinisikan takson secara phyletik. Ketidakpahaman terhadap kenyataan bahwa kita mengklasifikasikan takson dan bukan ciri ciri,  disebabkan oleh terlalu dibagi baginya genus dan takson yang lebih tinggi seperti famili dan ordo. Bahwa suatu jenis laba laba yang berbeda dalam struktur matanya dari semua jenis yang lain dalam familinya, bukan merupakan sebab yang cukup untuk membentuk suatu subfamilia baru atau familia baru, apabila genus yang bersangkutan mirip dengan genus genus yang lain dalam hal semua ciri yang lain . mengadakan klasifikasi takson berarti  melihat pada totalitas ciri ciri sebagai suatu kesatuan yang tunggal dan tidak pada ciri ciri yang terpisah.
Dengan demikian jelas sudah tentang perbedaan antara ahli ahli taksonomi evolusioner dengan ahli ahli logician. Ahli biologi mengadakan klasifikasi populasi bukan individu atau phena. Takson takson tingkat rendah, bukan merupakan agregat yang dibuat sekehendak hati, tetapi merupakan populasi reproduktivitas yang saling terkait oleh reaksi perkawinan dan terpisah  dari kesatuan yang lain dan bukan dengan keputusan sekehendak hati dari si pembuat klasifikasi, melainkan dengan mekanisme isolasi yang telah ditetapkan secara genetis di dalam organisme. Takson yang lebih tinggi dengan cara yang sama dikarakterisasi oleh pemilikan bersama komponen komponen suatu program genetik moyang.
Suatu organisme memiliki ciri lain yang unik yang membedakannya dari benda benda tak hidup, mereka memiliki fenotipus dan genotipus. Klasifikasi benda benda benda tak hidup sudah tuntas bila fenotipusnya sudah diklasifikasikan, tetapi klasifikasi organisme atas dasar fenotipus baru merupakam langkah awal . lagkah selanjutnya adalah berusaha menduga atau menyimpulkan tentang genotipusnya. Dan ini merupakan perkembangan program genetik yang memiliki keterangan dan nila prediktif yang lebih jauh dari pada fenotipus.
Fenotipus mudah berubah ubah dan hanya merupakan kesimpulan analisis genotipus yang memungkinkan kita menentukan kemiripan, apakah itu kemiripan fenotipus, yaitu disebabkan oleh konvergensi, atau kemiripan lain yang merupakan suatu ekspresi genotipus moyang. Makna biologis dari diskontinuitas antar takson merupakan perbedaan lain antara  organisme  dengan benda tak hidup. Radiasi adaptif, kepunahan, ketidaksamaan kecepatan evolusi dan banyak lagi fenomena fenomena biologis murni yang merupakan konsekuensi terhadap adanya ketidaksamaan di dalam perbedaan perbedaan antara spesies, antara kelompok kelompok spesies. Adanya kenyataan bahawa spesies di alam berkelompok dan diduga ada perbedaan antara takson pada tiap periode waktu (geologis).
Kesimpulan ini mungkin diperlemah dengan adanya kenyataan bahwa missing links pasti terjadi pada suatu waktu, dan kenyataan adanya beberapa spesies dan kelompok spesies yang menghubungkan takson takson tinggi yang besar (misalnya filum dan kelas).

BIOL4322/BMP UT