Teori klasifikasi:
Ada lima (5) teori klasifikasi
yang dapat digunakan sebagai acuan. Kelima
teori itu dapat berdiri sendiri atau dapat pula bergabung satu sama lain. Sebelum
membicarakan kelima teori klasifikasi itu, lebih baik kita memahami dahulu
bahwa kegitan klasifikasi ini didasarkan atas pendekatan induktif, yang berbeda
dari identifikasi yang menggunakan pendekatan deduktif. Selain itu perlu di ingat bahawa klasifikasi
berawal dari populasi atau kumpulan populasi sedangkan identifikasi bermula
dari individu. Sebagian besar perkembangan taksonomi mengarah kepada pemisahan
yang semakin jelas antara kedua kegiatan itu. Siapa yang berusaha
menggabungkanya, akan mengalami kegagalan.
Teori 1. Esensialisme
Esensialisme tidak lain adalah
konsep spesies tipologi. Konsep ini mngacu pada pemikiran bahwa semua anggota
suatu takson mencerminkan ciri esensial yang sama sesuai dengan tipenya. Kelemahan
tipe ini adalah tidak adanya cara tertentu untuk menentukan ciri ciri esensial
mana yang dimiliki organisme, dan mengapa ciri ciri itu yang dipilih bukan ciri
ciri yang lain.
Teori 2. Nominalisme
Menurut filsafat, faham
nominalisme hanya terdiri dari nama individu individu yang ada di alam. Semua kelompok
dan semua yang bersifat universal hanya merupakan artifak pikiran manusia.
Filosofi ini mengabaikan fakta
yang sebenarnya berbeda antara pengklasifikasian benda tak hidup (termasuk
artifak) dan benda hidup (organisme). Pandangan mengabaikan fakta bahwa
kelompok kelompok organisme yang diduga mempunyai moyang sama merupakan suatu kesatuan
yang secara bersama sama mewarisi ADN, yaitu sesuatu yang menyebakan adanya
kemiripan ciri, dan tidak dijumpai ekivalensinya pada benda benda tak hidup.
Kesalahan yang mendasar pada
faham nominalisme adalah adanya mis interpretasi mengenai berbagai kausal
antara kemiripan dan kekerabatan. Menurut Simpson (1961), anggota anggota suatu
takson saling mirip karena mereka sama sama memiliki faktor keturunan yang
sama. Tetapi menurut faham nominalisme mereka termasuk dalam satu takson karena
mereka mirip .
Hal ini hampir persis seperti
kembar identik, dua bersaudara merupakan kembar identik karena mereka saling
mirip, tetapi mereka saling mirip karena mereka kembar identik (berasal dari
satu zigot).
Teori 3. Empirisme
Menurut pandangan ini tidak
diperlukan adanya teori klasifikasi, bila ciri ciri yang tersedia mencukupi
untuk di evaluasi secara cerdas sehingga sistem alam itu akan muncul dengan
sendirinya. Meskipun ahli taksonomi bekerja atas dasar empiris tetapi ia merasa
bahwa hasil klasifikasnya secara biologis tidak mempunyai makna bila tidak
diberi dasar teori. Ketiga teori itu dikemukakan pada era sebelum darwin.
Dua teori baru tentang
klasifikasi diusulkan setelah tahun 1858: Cladisme dan taksonomi evolusioner
yang sekarang diterima oleh kebanyakan ahli taksonomi hewan.
Teori 4. Cladisme (cladis, yunani
:cabang, ranting)
Kladisme adalah teori klasifikasi
yang mengelompokkan organisme secara ekslusif menurut asal yang sama. Kedudukan
kategori menurut teori ini tergantung pada tempat tempat percabangan pohon
filogenetik. Kesalahan yang mungkin mendasar pada teori ini ialah, kladisme
tidak melihat bahwa hubungan dalam arti evolusioner, ditetapkan oleh dua proses
filogenetik yaitu percabangan dan divergensi.
Pengertian hubungan itu sendiri
adalah mempunyai dua arti, hubungan genetis dan hubungan geneologis (silsilah).
Didalam filogenetis terlihat ribuan bahkan jutaan keadaan dimana terjadi
perubahan frekuensi gen oleh karena terjadi mutasi, rekombinasi dan seleksi,
sehingga tidak mungkin lagi untuk menyatakan adanya hubungan geneologis.
Besarnya kemiripan genetis
sekarang menjadi pertimbangan terpenting bagi seorang ahli biologi. Bila suatu
garis mengalami seleksi yang hebat sehingga mengakibatkan divergensi keluarga
geneologis yang terdekat, maka ia secara genetis dapat sangat berbeda, sehingga
akan menjadi suatu keanekaan biologis untuk tetap menyebutkan sebagai keluarga
dekat. Suatu contoh bahwa Crocodilia secara kladistik terletak berdekatan
dengan Aves, karena keduanya berasal dari Pseudosuchia, tetapi dari segi
komposisi total gen, Crocodilia tetap lebih dekat dengan kebanyakan reptil
lain. Perubahan komposisi genetis itu terjadi diduga sebagai akibat adaptasi
mereka terhadap kehidupan terbang.
Menyusun takson takson pada
tempat percabangan, hampir selalu menyesatkan misalnya memasukkan pan dalam
familia Hominidae dan mengeluarkannya dari familia Pongidae.
Teori 5. Klasifikasi Evolisioner
Klasifikasi ini didasarkan atas
kenyataan sederhana bahwa kelompok kelompok hewan ada di alam dengan kata lain
bahwa di alam, hewan hidup dengan kelompok kelompoknya. Klasifikasi ini
menghendaki keterangan mengenai keberadaan kelompok kelompok tersebut, dimana
keterangan atau jawabannya akan digunakan untuk memperbaiki klasifikasi. Jawaban
yang diberikan oleh Darwin ialah :
“” saya percaya bahwa ada sesuatu
yang lain lagi yang perlu dimasukkan ke dalam klasifikasi kita selain kemiripan
“”
Asal usul yang sama diduga
merupakan satu satunya sebab diketahui
dari kemiripan organisme organisme, dimana asal usul itu menunjukkan
adanya hubungan yang tersembunyi dari berbagai tingkat modifikasi, dan
diperlihatkan sebagian kepada kita oleh klasifikasi itu. Dengan menemukan sebab
kebaradaan kelompok kelompok alamiah, darwin mengubah seluruh dasar
klasifikasi. Ahli taksonomi tidak lagi membuat takson tetapi menjadi penemu
kelompok kelompok yang terjadi dari evolusi. Sekarang ia mengklasifikasikan
organisme dan bukan ciri ciri.
Ciri ciri hanya digunakan sebagai
bukti bahwa sesuatu yang diperlukan oleh ahli biologi. Ini mengapa sebabnya
mengapa kita boleh mendefinisikan takson secara phyletik. Ketidakpahaman terhadap
kenyataan bahwa kita mengklasifikasikan takson dan bukan ciri ciri, disebabkan oleh terlalu dibagi baginya genus
dan takson yang lebih tinggi seperti famili dan ordo. Bahwa suatu jenis laba laba
yang berbeda dalam struktur matanya dari semua jenis yang lain dalam familinya,
bukan merupakan sebab yang cukup untuk membentuk suatu subfamilia baru atau
familia baru, apabila genus yang bersangkutan mirip dengan genus genus yang
lain dalam hal semua ciri yang lain . mengadakan klasifikasi takson
berarti melihat pada totalitas ciri ciri
sebagai suatu kesatuan yang tunggal dan tidak pada ciri ciri yang terpisah.
Dengan demikian jelas sudah
tentang perbedaan antara ahli ahli taksonomi evolusioner dengan ahli ahli
logician. Ahli biologi mengadakan klasifikasi populasi bukan individu atau
phena. Takson takson tingkat rendah, bukan merupakan agregat yang dibuat
sekehendak hati, tetapi merupakan populasi reproduktivitas yang saling terkait
oleh reaksi perkawinan dan terpisah dari
kesatuan yang lain dan bukan dengan keputusan sekehendak hati dari si pembuat
klasifikasi, melainkan dengan mekanisme isolasi yang telah ditetapkan secara
genetis di dalam organisme. Takson yang lebih tinggi dengan cara yang sama
dikarakterisasi oleh pemilikan bersama komponen komponen suatu program genetik
moyang.
Suatu organisme memiliki ciri
lain yang unik yang membedakannya dari benda benda tak hidup, mereka memiliki
fenotipus dan genotipus. Klasifikasi benda benda benda tak hidup sudah tuntas
bila fenotipusnya sudah diklasifikasikan, tetapi klasifikasi organisme atas
dasar fenotipus baru merupakam langkah awal . lagkah selanjutnya adalah
berusaha menduga atau menyimpulkan tentang genotipusnya. Dan ini merupakan
perkembangan program genetik yang memiliki keterangan dan nila prediktif yang
lebih jauh dari pada fenotipus.
Fenotipus mudah berubah ubah dan
hanya merupakan kesimpulan analisis genotipus yang memungkinkan kita menentukan
kemiripan, apakah itu kemiripan fenotipus, yaitu disebabkan oleh konvergensi, atau
kemiripan lain yang merupakan suatu ekspresi genotipus moyang. Makna biologis
dari diskontinuitas antar takson merupakan perbedaan lain antara organisme
dengan benda tak hidup. Radiasi adaptif, kepunahan, ketidaksamaan
kecepatan evolusi dan banyak lagi fenomena fenomena biologis murni yang
merupakan konsekuensi terhadap adanya ketidaksamaan di dalam perbedaan
perbedaan antara spesies, antara kelompok kelompok spesies. Adanya kenyataan
bahawa spesies di alam berkelompok dan diduga ada perbedaan antara takson pada
tiap periode waktu (geologis).
Kesimpulan ini mungkin diperlemah
dengan adanya kenyataan bahwa missing links pasti terjadi pada suatu waktu, dan
kenyataan adanya beberapa spesies dan kelompok spesies yang menghubungkan takson
takson tinggi yang besar (misalnya filum dan kelas).
BIOL4322/BMP UT